Headlines News :

    Kota Cirebon digegerkan dengan adanya gudang yang menyimpan ribuan minuman beralkohol



    Cirebon News - Kota Cirebon digegerkan dengan adanya gudang yang menyimpan ribuan minuman beralkohol (mihol), Senin (28/4), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berhasil mengamankan lima mobil box berisikan minuman haram tersebut di gudang Adi Makmur Santosa (AMS) yang berlokasi di jalan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti.

    Eksekusi pengamanan lima mobil box berisikan botol mihol siap kirim terjadi, bermula saat Satpol PP yang sedang melakukan razia ke warung-warung yang menjual minuman keras. Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Andi Armawan menjelaskan, saat merazia salah satu warga Kalijaga, Johan tertangkap tangan tengah menjual minuman keras di warungnya. Dipaksa Satpol PP, Johan mengaku, minuman memabukan yang didapatnya itu dari penjual langsung yang ada di gudang AMS. “Sampai hari ini Satpol PP masih menyelidiki siapa pemilik ribuan botol minuman keras ini,” ujarnya.

    Andi menjelaskan, penangkapan botol minuman keras dari berbagai jenis dan merek itu disinyalir gudang pemasok terbesar sewilayah tiga Cirebon. Diterangkannya, para pembeli secara langsung mendatangi gudang atau mobil box jenis L300 yang siap mengirim ke beberapa warung atau agen. “Saat kami mengamankan botol di gudang, hanya menemukan satu orang saja untuk dimintai kesaksian,” ungkapnya.

    Saat melakukan penggerebekan gudang AMS, Satpol PP mencurigai dengan kunci mobil yang masih menggantung di mobil. Kemungkinan menurut Andi, beberapa orang sudah kabur saat mengetahui akan dirazia. Ditambahkannya, saat memeriksa nomor polisi mobil box berisi ribuan mihol, semua kendaraan itu berasal dari daerah Bandung.

    Menindaklanjuti ribuan botol mihol yang berhasil disita, pihak Satpol PP masih akan terus menindaklanjuti sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku. Disebutkannya, Satpol PP alan bekerja sama dengan pihak kepolisian dan pemerintah mengusut tuntas penanganan kasus minuman keras di Kota Cirebon. “Kalau dilihat plat nomor mobilnya, ada yang berasal dari Bandung, saya menduga jaringannya sudah lintas daerah,” ungkapnya.

    Sementara seorang warga yang diringkus di tempat kejadian, Rudi (27), warga asal Karanganom membantah kalau dirinya terlibat menjual minuman keras di gudang AMS. Dia mengatakan, ribuan botol mihol yang terbungkus rapih dalam dus itu didatangkan dari Tanggerang dan Semarang. Diakuinya, ia hanya sebagai penyortir botol di gudang itu, dan sampai sejauh ini dirinya tidak tahu menahu siapa pemilik ribuan botol mihol itu. “Dulunya saya hanya supir, saya ngga tau siapa pemiliknya,” tandasnya.

    Pada saat razia berlangsung, Satpol PP dibantu oleh masyarakat yang tergabung dari Aliansi Masyarakat Nahi Munkar (Almanar). Kordinator Almanar, Andi Mulya menegaskan kepada aparatur kepolisian dan pihak yang berwenang untuk segera mengusut tuntas temuan ribuan botol mihol itu. Dikatakannya, Kota Cirebon yang sudah terdapat perda miras dan sudah diberlakukan, masih banyak yang bebasa berkeliaran. Untuk itu, dia mengharapkan agar kasus itu segera digiring ke pengadilan. “Kalau ada pihak yang masih berusaha menggagalkan perda miras, saya mempertanyakan tujuannya apa, temuan ribuan botol miras itu akan banyak korban anak yang berjatuhan dan merusak bangsa,” katanya. (Iwe/CNC)

    BPN Cirebon Bantah Proyek Operasi Nasional Agraria Rawan Pungli



    Bisnis.com-Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membantah pembuatan sertifikat Proyek Operasi Nasional Agraria (Prona) rawan pungutan liar, kata Kepala BPN Kabupaten Cirebon, Andi Rapiuddin, melalui Kasubag Tata Usaha Wahyono kepada wartawan di Cirebon, Selasa.

    Ia mengatakan, pihaknya sudan memberikan imbauan petugas Prona dilarang meminta uang. Sebab, warga dalam pengurusan sertifikat tersebut digratiskan. Pihaknya menjamin pegawai BPN tidak melakukan pungutan, tetapi jika terjadi pungutan liar di tingkat panitia desa bukan wewenangnya.

    Ia manambahkan, Kabupaten Cirebon memperoleh 2500 bidang sertifikat Prona tersebar di sejumlah Kecamatan. Harapannya bisa selesai sesuai target dan tidak terjadi pungutan liar.

    Sementara itu Kar, salah seorang warga di Desa Kamarang Lebak, Kecamatan Greged, mengeluhkan pungutan pengurusan sertifikasi Proyek Operasi Nasional Agraria (Prona). Padahal, katanya gratis.

    Untuk pengurusan sertifikasi Prona ditarik biaya Rp750 ribu. Bagi warga kurang mampu terasa berat, sebelumnya dikabarkan tanpa biaya. Dirinya memohon pengurusan sertifikasi Prona dua bidang tanah, milik anaknya harus menyetor Rp1,5 juta.

    Bukan hanya Kar yang harus menyetor pengurusan Prona, tetapi 99 orang pemohon lain diwajibkan membayar.

    Sementara itu warga Desa Kedongdong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon mengalami hal serupa, mereka harus menyetor liar (pungli) pengurusan sertifikasi Prona sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta dari pihak desa.

    Dikatakan, Tarmidi (70) mengatakan, pengurusan Prona katanya gratis, tetapi dirinya harus membayar Rp1,5 juat kepada panitia yang dibentuk desa.

    Guru SMA di Indramayu Cabuli Siswinya hingga Hamil

    Ilustrasi 

    Okezone - Seorang guru honorer di sebuah SMA negeri di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ditangkap petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Indramayu, Senin (28/4/2014), lantaran mencabuli salah seorang siswinya yang kini duduk di bangku kelas XI. Akibat perbuatan bejat pria berinisial Ku (31) itu, korban kini hamil enam bulan.

    Awal mula pencabulan terjadi saat korban masih duduk di bangku kelas X. Keduanya diketahui menjalin hubungan asmara. Namun agar hubungan tersebut tidak diketahui orang lain, sehari-hari mereka berperilaku layaknya guru dan murid.

    Ku pun leluasa mengajak korban jalan-jalan. Apalagi korban tidak tinggal bersama dengan orangtuanya, melainkan kos.

    Hingga suatu hari remaja berusia 17 tahun itu dibawa ke sebuah hotel di Jalan Jenderal Sudirman untuk diajak berhubungan intim. Pada hubungan intim pertama itu korban sempat menolak, namun ia tidak berdaya setelah dibujuk rayu pelaku. Keesokan harinya, korban diantar kembali ke kosnya.

    Ulah mesum Ku ternyata tidak hanya sekali. Di kemudian hari ia kembali mengajak korban ke hotel lainnya.

    Buah dari hubungan tersebut korban hamil. Mengetahui kekasihnya hamil, Ku resah. Apalagi, korban menuntut pertanggungjawaban. Ia pun memilih kabur.

    Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Wisnu Perdana Putra, mengatakan, Ku berhasil diringkus tidak lama setelah dilaporkan keluarga korban.

    “Saat dilakukan pemeriksaan, tersangka mengakui perbuatannya. Ku mengaku tindakannya itu dilakukan karena tergiur dengan kecantikan korban,” jelasnya.

    Ku dijerat dengan Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
    (Tomi Indra Prayitno/Koran SI/ton)

    Bupati Cirebon H. Sunjaya Purwadi Buka Secara Resmi Pekan Olahraga Pemerintah Kabupaten Cirebon (PORPEMKAB)


    Cirebon News (CNC).- Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi secara resmi membuka Pekan Olahraga Pemerintah Kabupaten Cirebon (PORPEMKAB) tahun 2014 yang diikuti 300 peserta di Gor Ranggajati Sumber Kabupaten Cirebon, Senin (28/4).

    Tampak hadir dalam pembukaan PORKEMKAB para keepala dinas, wakil bupati dan ketua DPRD Kabupaten Cirebon.

    Dalam sambutanya bupati meminta kepada peserta untuk menjujung tinggi sportifitas saat bertanding. Selain itu juga bupati meminta kepada para peserta untuk sunggung-sungguh dalam bermain untuk membawa nama baik kabupaten cirebon.

    "Kegiatan ini bukan hanya acara seremonial saja, tapi ini sebuah ajang prestasi untuk mengangkat nama baik Kab. Cirebon di tingkat provinsi dan Nasional," kata Bupati. (Enon/CNC)

    Petani Korban Banjir di Kabupaten Cirebon Pertanyakan Bantuan Benih


    Cirebon News - Para petani di Kabupaten Cirebon mempertanyakan bantuan benih yang dijanjikan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai kompensasi bencana banjir yang menerjang pantura pada puncak musim hujan lalu.

    Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Cirebon, Tasrip Abu Bakar menyatakan, para petani yang mengalami puso saat banjir lalu hingga kini terus menunggu bantuan yang dijanjikan pemerintah pusat. Akibat bantuan yang belum kunjung diterima, para petani pun harus mengeluarkan modal sendiri untuk membeli benih sebagai persiapan masa tanam kedua tahun ini.

    "Petani terutama menunggu benih bantuan yang dijanjikan kementan. Tapi karena tak kunjung turun, sebagian petani akhirnya membeli sendiri," kata Tasrip, Minggu (27/4) melalui sambungan telephone selularnya.

    Menurut Tasrip, rata-rata petani harus mengeluarkan modal Rp 200ribu untuk membeli benih seharga Rp8.000/kg-Rp9.000/kg. Dia menyebutkan, secara keseluruhan setidaknya para petani membutuhkan 10ribu ton benih untuk tanam kali ini.

    Senada, ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Cirebon Moh. Jaeni menyayangkan bantuan tersebut yang pernah dijanjikan kepada para petani hingga kini belum cair juga. Padahal bantuan tersebut sangat diharapkan untuk membeli benih untuk persipan tanam kedua.

    “Saya sih berharap pemerintah memenuhi janjinya sebab para petani terus menunggu bantuan tersebut,”kata Jaeni Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon Ali Effendi hanya berharap Kementan segera mencairkan bantuan tersebut. Terlebih pihaknya telah mengajukan bantuan tersebut cukup lama, namun hingga kini bantuan tersebut tak kunjung datang.

    "Semoga menteri pertanian secepatnya mencairkan bantuan itu karena sudah berjanji. Rencanaya bantuan tersebut akan di berikan kepada 211 petani se Kabuapten Cirebon," kata Ali.

    Di Kabupaten Cirebon, luas lahan yang terendam saat banjir lalu sekitar 4.005 ha di 11 kecamatan. Secara materil, total kerugian akibat banjir dari pertanian dan peternakan lebih dari Rp 10 miliar.

    Banjir pantura beberapa waktu telah merendam sedikitnya 75.475 hektar areal pertanian di empat daerah di Jawa Barat. Menteri Pertanian Suswono pun menjanjikan pemberian bantuan cadangan benih nasional (CBN) 13.600 ton bagi keempat daerah itu.

    Keempatnya yakni Kabupaten Cirebon dengan luas lahan yang terendam sekitar 4.005 ha, Indramayu 48.742 ha, Subang 11.872 ha, dan Karawang 10.856 ha. "Benih sebanyak itu secara nasional dialokasikan untuk 500.000 ha lahan sawah," kata dia saat rapat di Cirebon Februari lalu Kebutuhan benih di empat daerah itu sendiri masing-masing sekitar 100.125 kilogram untuk Kabupaten Cirebon, 1.225 ton untuk Indramayu, 277,9 ton untuk Subang, dan 171 ton untuk Karawang. Selain benih, pemerintah juga menyiapkan dana bantuan Rp 3,7juta/ha bagi petani yang lahannya mengalami puso. (Enon/CNC)

    Ungkap Kematian Kuwu Gintungtengah, Polres Cirebon Kota Libatkan Interpol


    Cirebon News- Jajaran polres Cirebon Kota akan bekerja sama dengan Interpol guna mengungkap kasus kematian kuwu Gintung tengah yang terjadi di dalam kamar hotel di Jl Tuparev Cirebon beberapa waktu silam. Hal ini disampaikan Kapolres Cirebon Kota AKBP Dani Kustoni, saat dikonfirmasi awak media, Jumat (25/4).

    "Kemungkinan ada orang lain pada saat kejadian, namun setelah dilakukan pemanggilan, kemungkinan wanita yang diduga ada di dalam kamar hotel sudah terbang ke luar negeri," ungkapnya.

    Dikatakan Kapolres, pihaknya sejauh ini masih terus melakukan penyidikan terkait kasus tersebut, bila diperlukan kemungkinan besar pihaknya akan meminta bantuan Interpol untuk membawa wanita misterius tersebut.

    "Bila bukti-buktinya kuat tidak menutup kemungkinan kita akan meminta bantuan Interpol untuk membawa wanita ini dari negara tempatnya bekerja, namun kami masih terus melakukan penyidikan," katanya.

    Senada dengan Kapolres, Kasat Reskrim AKP Hidayatullah mengatakan, dari hasil otopsi yang dilakukan oleh tim porensik Polda Jabar, dari tubuh korban di dapati sebuah zat Sianida. "Setelah kita lakukan otopsi ada zat Sianida di dalam tubuh korban," paparnya.

    Diduga zat Sianida ini menurut Hidayatullah dicampur ke dalam minuman korban sebelum menghembuskan nafas terakhir di dalam kamar hotel. "Sejauh ini kita masih menunggu kedatangan wanita yang diduga mengetahui kejadian terebut," tandasnya. (Adk/CNC)

    Gas 3 Kg “Hilang” di Wilayah Timur Cirebon

    Ilustrasi 

    Radar Cirebon : Warga di wilayah Timur Cirebon (WTC) resah dengan hilangnya gas 3 kilogram. Bahkan di beberapa pengecer di WTC terlihat gas melon tersebut habis, karena begitu pasokan datang langsung diserbu warga.
    Salah satu warga Ciledug, Hanifah kepada Radar mengatakan sudah hampir satu minggu dirinya merasa kesusahan membeli gas 3 kilogram. “Ya susah cari gas 3 kilo, kemana-mana gas sudah pada habis semua. Ini juga tadi saya beli gas ke Pabuaran karena di Ciledug sudah pada habis. Ya sudah hampir satu minggu ini susah cari gas 3 kilogram ini,” ujar Hanifah.
    Warga lainnya, Yanti mengungkapkan hal senada.
    “Benar-benar susah cari gas 3 kilo. Ya kadang saya harus pesan dulu sama pengecer gas, supaya disisakan untuk saya, itu juga kalau pengecernya kenal. Kalau nggak pesan dulu begitu saya ke warung gas langsung habis,” ujar warga Karangsembung ini. Yanti.

    Pengecer gas 3 kilogram, Fauzi mengungkapkan dirinya merasa kesusahan dalam penyetokan gas 3 kilogram ini. “Permintaan saat ini sangat banyak. Jadi nggak lama gas 3 kilo dikirim sudah banyak yang beli. Minggu ini hanya dikirim satu kali dikirimnya,”ujar Fauzi.
    Masih menurut dia, karena banyaknya permintaan dan jarangnya pengiriman sehingga gas 3 kilogram yang dijualnya kini digunakan untuk keperluan pribadinya.
    Sementara itu, pengecer gas lainnya asal Kanci, Eti mengatakan selain faktor melejitnya jumlah pembeli, ditambah jarangnya pengiriman gas ke warung membuat gas sekarang kosong. “Ya yang belinya itu banyak sekali, baru dikirim satu hari ini sekarang sudah habis, karena begitu dikirim sudah banyak yang beli. Mungkin karena sekarang lagi musim hajatan kali. Selain itu juga pengirimannya sudah beberapa minggu ini sulit, biasanya setiap satu minggu dikirim gas 3 kilo sebanyak dua kali, nah minggu-minggu ini jarang, paling satu kali saja pengiriman dalam satu minggu,” ungkap Eti. (den)
     
    Support : Copyright © 2011. KLIK CIREBON - All Rights Reserved
    Proudly powered by Blogger