Plangon merupakan obyek wisata yang terletak di sebelah selatan pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon, tepatnya di wilayah Sumber kurang lebih 2 km dari Kantor Bupati Cirebon. Sedangkan dari arah Kuningan diperkirakan kurang lebih 10 Km dengan akses jalan yang baik sehingga dapat dimasuki olehbus. Plangon sendiri berada pada ketinggian sekitar 500 m diatas permukaan laut, obyek wisata ini menempati lahan milik Keraton Kasepuhan Cirebon yang pengelolaannya saat ini dilakukan oleh pemerintah Kab. Cirebon. Obyek wisata Plangon saat ini termasuk cagar wisata Budaya Alam yang dilindungi oleh pemerintah Kabupaten Cirebon dan ditetapkan sebagai tujuan wisata yang mempuyai keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dikarenakan terdapatnya ribuan pohon rindang serta tanaman perdu yang berusia ratusan bahkan mungkin ribuan tahun yang mungkin belum mempunyai nama dan merupakan tempat tinggal ratusan monyet-monyet yang berkeliaran secara bebas.
Menurut kabar yang beredar monyet-monyet tersebut merupakan jelmaan dari orang yang mencari Pesugihan dari Siluman Monyet. Monyet tersebut sendiri sangat jinak dan sangat dekat dengan manusia. Dia tidak mengganggu dan akan mendekati manusia jikalau kita memberikannya makanan seperti kacang, roti ataupun makanan lain kesukaan mereka. Konon khabarnya jikalau ada sanak famili yang telah tergabung dalam komunitas monyet tersebut, kita dapat memanggil namanya dan nama yang kita panggil tersebut akan datang kepada kita. Hal ini biasanya hanya dapat diketahui secara diam-diam tanpa publikasi karena menyangkut nama baik seseorang.
Monyet tersebut tergabung dalam beberapa kelompok dan diperkirakan berjumlah 230 ekor yang terbagi menjadi 6 kelompok. Dengan masing-masing kelompok di pimpinoleh seekor monyet dengan sebutan mandor, diantaranya mandor Robert, mandor Kampleng, mandor Jefry dan sebagainya. Diantara mandor-mandor itu adalah mandor Robert yang paling banyak dicari dan disukai oleh pengunjung karena mandor Robert lah monyet yang paling besar dan paling jinak. Jabatan mandor ini disebabkan karena usia dan ukuran dari monyet tersebut yang karena lebih tua dan lebih besar sehingga monyet yang lain takut kepadanya. Dan jabatan ini akan terus disandangnya entah sampai kapan lagipula belum ada riset tentang monyet tersebut apakah mereka bertambah secara alamiah, mati secara alamiah atau tetap berjumlah serperti itu hingga akhir zaman.
Bagi sebagian orang yang percaya dikatakan bahwa monyet tersebut adalah abadi. Dia tidak akan mati karena terkena kutukan dari Tuhan hingga akhir zaman akibat pesugihan yang telah dilakukannya sehingga ini merupakan azab yang terus ditanggungnya hingga akhir zaman.
Selain menikmati pemandangan alam dan udara sejuk dengan bercengkrama dengan monyet-monyet yang jinak tersebut, pengunjung juga dapat berziarah ke makam keramat, Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan yang wafat ditahun yang sama yakni 1527 M. bagi pengunjung yang akan berjiarah ke makam keramat, akan dipandu oleh seorang juru kunci. Makam tersebut sangat kramat karena menurut beberapa pengunjung dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan kita. Hal ini biasanya juga terjadi pada beberapa makam kramat lainnya yang dipercaya memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.
Makam kramat inilah awal mula pesugihan siluman monyet. Entah mengapa kedua makam pangeran tersebut dikaitkan dengan siluman monyet. Apakah karena ilmu yang mereka miliki ataukah karena mereka juga menjelma menjadi monyet yang memiliki ilmu yang luar biasa seperti dalam pewayangan yaitu Hanoman.
Hal ini memang akan terus menjadi mitos yang tidak akan terpecahkan. Hal ini karena kepercayaan tersebut memang sudah menjadi bagian hidup dari masyarakat kita yang sangat pekat terhadap kehidupan mistik dan selalu saja percaya tanpa ditelaah dan dikaji secara lebih ilmiah.